Blogger Pages

Sabtu, 08 Oktober 2011

Renungan Senja!!

Hari begitu membosankan,

terutama sejak mentari mulai terbenam!

Memandang senja sendiri dari atas balkon bengkel,

Aku merenung sepi,
Bersama secangkir teh panas dan sebatang rokok yang selalu setia menemani,


Malam memang menyejukkan!


Tapi malam membuat pikiranku lemah dan bermalasan!



Berbagi setengah rindu pada bulan di lelangit malam.

Sudut hampa belum mau terpejam!
Fajar masih lama Nona!


Aku tak punya cukup hati untuk mengambil cintamu!



“Jaga dia”.

Wahai Tuan yang disana!
aku yakin dia bahagia bersamamu,

Tepati janji yang telah kita buat itu!
aku disini masih kokoh menggengam janji itu,

Bila kau memang lelaki, tolong tepati!







Biar aku berhutang pada waktu!



Oke. Aku -beku-kan hatiku lagi! Supaya bisa kau cairkan lagi!


Ah. Kau seperti udara dan aku adalah besi. Kau lumuri aku hingga tua dan berkarat.

Jadi? Perlukah setiap malam kita bercerita gundah pada angkasa? ‎
Akankah sepintas udara ini menyejukanmu wahai pujangga?
Aku bebas sebebas udara.



‎Anggap saja aku sehelai kapas,
kau bebas membawaku kemana.

Sekedar ampas atau menjadi panas dalam dingin malammu.

Semoga senja dan fajar tidak berkhianat ya sayang!
Sekali berbincang, segera hati ini serasa pincang.

Maaf aku lancang datang tanpa mengetuk permisi pada datuk pemilik hati.

Tak ingin aku mengikrarkan janji.
Apalagi yg dapat kita ucapkan.

Daun-daun asam mulai bermerahan dan berguguran,

diatas hutan kelelawar senja beterbangan, beratus sayap berombak-ombak keselatan. ‎



Dan sekian senja yg kucatat menjadi malam.

Gugusan hasrat yang purba ini hadir kembali.

Hanya pada masa lalu kita tak bisa berlari.
Sudahi? Atau biarkan ini liar sampai saatnya berkata cukup nanti.

Jauhkan daku dari kekhianatan doaku setiap kali,

menyebar diatas baris-baris merah berangkat tenggelam.
Tak sampai gerimis hanya awan berlayangan,

duh, namamu penuh telah kusebut kini.



Pendaran samar terus menguji dan bertanya duhai nona manis,
“Sampai kapan kau akan bersabar?”

Tentunya saat jiwaku menemukan jalan setapak yang tepat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku menulis dikala saat rasa dan karsa tak dapat diTerjemahkan oleh kosa kata dan lidah!