Blogger Pages

Sabtu, 01 Oktober 2011

Muntahan isi dalam kepala

Semua butuh istirahat.

dan Semua juga butuh rehat

dari rutinitas pada ruang yang tidak sehat

Penat membakar hasrat untuk melawan arus kehidupan dengan lebih keras.

Poros-poros kehidupan yang terlihat mewah sungguh tidak lagi memikat karena belikat ini terasa terikat pada diorama dusta yang membunuh bahagia.

Tersayat perlahan. Melangkah perlahan dengan gebrakan lebih hentak ditengah senyap.


"Solo begitu damai kota tempat kelahiran ku itu, tentram dan juga hangat"

Kata itulah yang terucap dalam mulut ini ketika mulai menginjakkan kaki di kota tua, berkabut gelap, yang sering di sebut Jakarta

Namai saja kontemplasi dalam sebuah kehidupan ditengah masyarakat kontemporer.

Mentalitas pinggiran yang bekerja di kota. Rasa muak yang layak direndam dalam air raksa.

Apakah batin kita sudah mati karena para gurita dan Leviathan terus mendobrak rasa iba?

Mereka menggerogoti perlahan batin kita yang sudah terkoyak sejak remaja.

Batin duniawi yang kosong.Bagai selongsong peluru tanpa mesiu.

Dengan gagah berani manusia melampaui rambu randu menuju rumah masa depan!

Ingatkah kapan terakhir kali punya banyak waktu untuk bercermin?

Menelanjangi wujud sendiri yang kadang menelanjangi tatanan lingkungan yang gila.

Kapan kita akan mengisi selongsong kosong peluru tanpa mesiu ini?

Sementara kita tidak miliki waktu untuk sendiri dan merdeka!

Ahh Sudahlah, pikiranku Terlalu random untuk ku batasi, biarlah terbang melayang bebas kemanapun dia inginkan,

biarkan pikiran ini menjelma menjadi udara yang bebas merasuki ruang apa saja,

Terbang melayang kemana saja dia inginkan bagai angin,

aku siap memulai ini semua,

Awal dari sebuah akhir tanpa garis finish,

dan kali ini aku harus menang dalam setiap perjudian,

dalam hidup yang cuma sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku menulis dikala saat rasa dan karsa tak dapat diTerjemahkan oleh kosa kata dan lidah!