Blogger Pages

Kamis, 02 Agustus 2012

Aksara Bisu!

mencoba menerka isi hatimu,
itu tak mudah, ibarat menghancurkan batu dengan tetes air mata.
gelap, tak terjawab! suram! berair, dan perih!

menghirup udara dalam-dalam.
menari dibawah malam,
melihat dalam redam,
berpapas mata tanpa salam.
berlalu dengan tetes air mata yang dalam.

puncak jiwa!
akankah kau bersua?
kemana kini kau berada.
apa sudah hilang dimakan masa?

pendulum jiwa!

mata mu masih sembab, boleh ku tanya sebab?
Duhai Nona,
boleh coba ku bantu menyeka, air mata mu yang jatuh dipipi disana terlihat lembap!


oh jiwa yang bisu. kenapa kau sendu?
berpacu dengan waktu. ku temui jalan buntu.
tatap mataku, apa ini terlihat Ambigu?

tatap mataku dalam! silahkan berenang dan menyelam!

semoga kau bisa berenang nona, karena cintaku selalu dalam.
bila kau tak bisa berenang!
aku takut kau tenggelam, lalu mati tak melihat alam.

aku berbisik pada angin, ku ucapkan apa yang ku ingin.
semoga dia tak mampir dulu ketempat lain,
agar pesan ku sampai ditelinga mu dan menyentuh kening.

Aksara apa lagi yang harus terucap, saat semua sudah habis terlahap!
hening, ini bukan lagi soal tahap waktu karena dia sudah tersadap.

Aku sering menghabiskan malam dengan sebuah khayalan,
disana aku bebas untuk pergi dan tinggal, mengubur sebuah angan,
di kehidupan nyata dan membangun mimpi di imajinasi yang agak sedikit bebas dari sebuah pelukan hangat hawa anda.

saya sering kali membiarkan emosi pergi dengan cara menyakiti diri sampai ada sebuah gambar jelas yang datang di kedua pelopak mata saya, sampai tiba fadjar.

oh Gelora Aksara yang nyata!
tolong sampaikan kata pada jiwa yang merana.
dia sudah cukup sengsara.
buat Apa tuan bikin Runyam semuanya.

oh Aksara yang Diam dan tak bersuara,
bisakah sedikit saja kau berbicara,
walau dengan sepatah kata,
Agar tak bimbang hati yang membaca.


Dialektika hati, menyibak Aksara dalam ruang Bisu!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku menulis dikala saat rasa dan karsa tak dapat diTerjemahkan oleh kosa kata dan lidah!