Blogger Pages

Kamis, 09 Agustus 2012

Resah Dalam Melodi

Beradu lintang, jiwaku Malang.
suara riang keluh ku pada malam yang juga malang.

Kau meradang, aku semakin lantang!
Hidup bukan tentang kamar bertabur gemintang.

kamulah bintang paling tidak yang tinggal dihati terdalam.

Menanti hati berlabuh itu sudah terlalu basi untuk diungkapkan.
Aku membosankan, tapi tak lancang.

Aku ini gila sudah sejak lama.

Aku Resah Hatimu itu kemana?

Aku tak pesimis! bisa bantu kuatkan, agar tak amis?
Aku berjuang dalam redam, menagis pun ditertawakan.

Aku ini tidak punya otak, aku bodoh sudah lama, tak peka! tak merasa.

Aku Gelisah,
Melihat nona hanya diam tak berkata.

Aku iri pada Tuan yang itu.

Aku pasrah dan biarkan semesta memeluk jiwaku!

Apa Sudah terlambat untukku semua?
Apa memang untukmu aku sudah habis sejak lama?

kepala ku penuh kamu, tapi aku meragu mengaku,
yang lebih memilih jalan bisu.

memilih diam sambil merekonstruksi diri,
agar Supaya bisa terlihat berarti, di mata juga hatimu.


Hey nona pemikik bibir tanpa gincu!

Senyummu memikat mata, menyesatkan jiwa, tapi menenangkan jiwa.
Boleh Aku berucap Rindu, aku ingin menatap senyum mu.
dan tenggelam disitu.

"Yang paling kau benci, terkadang adalah hal yang paling kau cintai."
tau maksudku nona manis.
Aku, Tuan bergitar yang disana, atau Tuan yang lainnya, yang kau benci.

Jangan bodohi tubuhmu, semua ingin tahu ada apa dibalik situ!

ini prosa gila, dari Tuan muda yang tak pernah bersuara.

Hay Nona pemilik senyum memikat ditengah pekat!

Aku mau mendekat dan melihat lebih telak!

Hmm. Kamu nampak layu, bolehkah aku siram sedikit asmara dipucuk jiwamu?
Sedikit berdebu memang, tapi sebenarnya kamu lebih anggun daripada pakaian sutra yang sempurnakan para ratu.

oh jiwa yang lunglai.
Mengapa kau bertransformasi jadi pucuk amarah yang gila?
Terdiam dalam redam tapi kemudian berteriak melengking ditengah keheningan malam.

Ah sudahlah aku hanya resah kita tak bisa bersama.
tapi aku harus belajar ikhlas kalo tak bisa beriringan.
Aku Tak pesimis! aku disini tetap memperjuangkan mu!
sampai saat dimana aku tak lagi bisa menghirup nafas.

Karena aku selalu bercerita pada tuhan tentang cerita kecil kita, semoga dia izinkan menjadi besar tapi tetap sederhana.

Bisakah?

Aku titip senyum dan kebahagian dalam hidupmu ya!


Senyumlah pada mentari, tapi tutup matamu karena ada angin yang akan membisiki suara jiwaku!
semoga pesan anginku selalu sampai di telingamu.

suara Resah jiwaku dalam melodi absurd kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku menulis dikala saat rasa dan karsa tak dapat diTerjemahkan oleh kosa kata dan lidah!